
Kaum perempuan juga tidak dapat meluputkan diri dari daya tarik Fransiskus dan cara hidupnya. Fransiskus serta teman-temannya banyak muncul di gereja-gereja di Asisi dan sekitarnya untuk berkhotbah. Mereka juga sering terlihat di jalan. Pribadi dan khotbah Fransiskus sangat mengesan, terutama di hati seorang pemudi bangsawan, la bernama Klara Offreducio, baru berumur delapan belas tahun. Pemudi itu menghubungi Fransiskus dan meminta banyak nasihat dan bimbingan rohani. Setelah niat Klara untuk turut menggabungkan diri dengan Fransiskus cukup matang, mereka sepakat bahwa Klara akan melarikan diri dari rumah orang tuanya, padahal kedua orang tuanya sudah merencanakan pernikahan Klara. Rupanya Uskup Guido pun tahu tentang rencana Fransiskus dan Klara itu. Pada hari Minggu Palma tahun 1218 Klara bersama seorang pembantu melarikan diri melalui sebuah pintu samping di kebun orang tuanya. Mereka langsung pergi ke Portiunkula. Di sana Klara disambut oleh Fransiskus beserta para saudara lain dengan lilin di tangan, sambil bernyanyi. Fransiskus segera memotong rambut Klara dan memberinya jubah kasar seperti yang dipakai oleh saudara dina. Klara tidak dapat tinggal di Portiunkula di tengah saudara-saudara. Fransiskus menitipkannya dalam biara para rubiah Benediktin, yang bernama San Paulo.
Kemudian ia dipindahkan ke biara lain, yaitu San Angelo. Beberapa hari kemudian adik Klara, yaitu Agnes, juga melarikan diri dari rumah orang tuanya dan menggabungkan diri dengan kakaknya, dengan maksud menempuh cara hidup seperti Fransiskus. Seluruh keluarga Klara gempar dan marah. Mereka berusaha mengembalikan Klara dan Agnes (setidaknya Agnes), tetapi usaha mereka gagal. Ternyata Klara dan Agnes tidak kalah dengan Fransiskus dalam menghadapi keluarga yang tidak menyetujui cara hidup, yang meng- gagalkan rencana mereka sendiri. Beruntunglah Klara dan Agnes bahwa Uskup Guido sekali lagi tampil sebagai pembela dan pendukung perkara Fransiskus. Sejumlah perempuan lain, terutama dari kalangan bangsawan menyatakan niatnya mengikuti Fransiskus, sama seperti Klara. Mereka tidak dapat tinggal di biara rubiah Benediktin, yang cara hidupnya berbeda dengan yang diinginkan oleh Fransiskus dan Klara. Karena itu, Uskup Guido memberi Klara serta teman-temannya sebuah biara kecil di pinggir kota Asisi, yaitu San Damiano. Segera Klara pindah ke situ dan memulai cara hidupnya sendiri. Arus perempuan yang mau mengikutinya tidak terbendung dan Ordo Santa Klara berkembang pesat berdampingan dengan Ordo Santo Fransiskus. Hanya saja Klara mesti berjuang lama dalam mendapat persetujuan dari paus untuk cara hidupnya. Bahkan Kardinal Hugolinus-yang selalu melindungi Fransiskus tidak bisa mengerti cara hidup Klara. Pikirnya: apa yang dikehendaki Fransiskus, tidak mungkin bagi kaum perempuan. Akan tetapi, Klara tetap berkeras hati dan tidak berhenti memperjuangkan perkaranya, lama setelah Fransiskus meninggal dunia. Baru pada ajalnya Klara mengalahkan semua pejabat tinggi Gereja, termasuk paus. Sungguh ia seorang perempuan GAGAH BERANI.

0 Comments