Panggilan Fransiskus Asisi

Oct 30, 2024 | Fransiskus Asisi | 0 comments

Santo Fransiskus Asisi di Gereja

Hubungan dengan masa lampau putus sudah, tetapi Fransiskus belum mempunyai gambaran jelas mengenai masa depan. Ia meninggalkan rumah Uskup Guido dengan pakaian yang diberikan kepadanya, yaitu pakaian seorang petapa dan peziarah. Punggung pakaian itu dihiasnya dengan sebuah salib besar yang digambar dengan kapur. Ke mana ia harus pergi? Ada cerita bahwa Fransiskus berjumpa dengan segerombolan penyamun. Ia sedang menyanyi dalam bahasa Prancis. Penyamun itu kecewa sekali tidak mendapat apa- apa dari Fransiskus, maka mereka bertanya siapa Fransiskus. “Aku bentara Raja Besar,” jawabnya. Para penyamun melemparkan Fransiskus ke dalam sebuah lubang yang penuh salju. Kemudian Fransiskus bekerja di sebuah biara rahib Benediktin. Ia diperbolehkan bekerja di dapur, tetapi diperlakukan dengan jelek sekali. Fransiskus terpaksa meminta pakaian pada seorang sahabat di Foligno. Entah karena apa, Fransiskus tidak bertahan di biara Benediktin. Ia kembali menetap di San Damiano, dan meneruskan karyanya sebagai pembangun gereja. Fransiskus meneruskan cara hidupnya ini selama dua tahun. Hanya soalnya: ITUKAH PANGGILAN FRANSISKUS? Itukah yang dimaksudkan oleh suara yang berkata, “Pergilah, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh itu!” Akhirnya pada tanggal 24 Februari 1209 Fransiskus menemukan panggilannya dalam Injil. 

Hari itu Fransiskus mengikuti Misa. Injil yang dibacakan ialah Matius 10, wejangan Yesus kepada para rasul yang diutus untuk mewartakan Injil ke mana-mana dengan tidak membawa apa-apa. Wejangan itu sangat mengesan di hati Fransiskus. Setelah misa Fransiskus meminta penjelasan lebih lanjut pada imam yang mempersembahkan misa. Mendengar penjelasan itu, dengan gembira hati Fransiskus berteriak, “ITULAH YANG KUINGINKAN DENGAN SEGENAP HATI UNTUK KULAKSANAKAN!” Dalam wasiatnya, Fransiskus menulis bahwa bagian Injil itu menjadi “WAHYU TUHAN” baginya. Tuhan sendiri sudah memberikan petunjuk apa yang harus dilaksanakannya, yaitu melaksanakan Injil dengan sebulat – bulatnya, tanpa tawar-menawar atau tafsir-menafsir. Hati Fransiskus yang sudah lama mencari-cari merasa lega sekali. Tanpa menunda ia melaksanakan panggilan Tuhan, Keluar dari gereja ia mencopot sepatunya, sebab dalam Injil dikatakan mereka tidak boleh memakai sepatu; membuka ikat pinggang dari kulit dan menggantinya dengan seutas tali yang dipungut dari jalan. Kemudian pakaian petapa diganti dengan pakaian petani masa itu, Fransiskus hanya sedikit memperpanjang jubah dan lengannya. Lalu Fransiskus mulai memberitakan Injil kepada siapa pun yang mau mendengar. Jelas bagi Fransiskus bahwa membangun Gereja yang nyaris roboh, perlu diartikan secara rohani. Tugas panggilannya ialah membina umat kristen, bahkan umat manusia, dengan menyalakan semangat Yesus Kristus, Injil mengenai kebaikan dan kasih Allah serta Putra-Nya, Injil pertobatan dan perdamaian. Pada masa Fransiskus semangat semacam itu memang agak lesu dan padam.

Fransiskus menjelajah daerah Umbria dan lain-lain daerah. Ia berbicara dengan semua orang yang dijumpai- nya. Ia berbicara tentang Allah Bapa, tentang Yesus, mengenai bertobat dan berdamai, la suka akan rakyat jelata, orang miskin dan yang terlantar, serta mereka yang sama sekali tidak diperhatikan. Semua orang itu amat dihargai Fransiskus. Ia bergaul dengan mereka dengan sopan santun yang halus, dengan manis dan gembira. Sebab ia memang pembawa Kabar Gembira, Injil yang melegakan hati manusia dan meriangkan seluruh hidupnya. Melalui contoh hidupnya, Fransiskus membuktikan bahwa orang bisa riang dan gembira, sekalipun melarat dan miskin. Fransiskus memang tidak membawa apa-apa dalam perjalanannya, makan dan minum apa saja yang dihidangkan orang, tidur di mana kebetulan ada tempat. Fransiskus sungguh orang yang oleh Injil dibebaskan dari segenap ikatan dan segala beban.

Related Posts

Akhir Hidup Fransiskus

Akhir Hidup Fransiskus

Selama tahun-tahun terakhir hidupnya (1223-1226), Fransiskus semakin mengundurkan diri dari urusan ordo yang "dilahirkannya". Kemungkinan ada sejumlah saudara yang mendesaknya karena mereka ingin mengembangkan ordo ke arah yang tidak diinginkan Fransiskus. Selain itu,...

Fransiskus Menjadi Misionaris

Fransiskus Menjadi Misionaris

Di luar maksud dan dugaannya, Fransiskus menjadi kepala dan pemimpin sebuah gerakan yang luas dan semakin tebal. Akan tetapi ia sendiri sama sekali tidak merasa diri sebagai kepala, pengurus, pemimpin dan sebagainya, la terus berpegang pada cita-citanya yang asli:...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *