Janggelut – Gedangan

Apr 5, 2025 | Refleksi | 0 comments

Sr. M. Francelline, OSF

Apa itu jangelut ? jangelut adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dari tepung terigu yang di goreng. Makanan ini biasanya dipakai untuk hidangan snack. Janggelut ini adalah makanan ringan khas komunitas St. Yusup Gedangan. Asal mula jangelut ini menurut cerita dari ibu – ibu di dapur adalah resep warisan dari suster Antona, Osf almarhum. Apabila kedatangan tamu, janggelut salah satu menu yang di hidangkan. Makanan ini mirip dengan cakwe yang di jual di pedagang kaki lima. Agar tidak penasaran mari kita lihat resep warisan suster Antona almarhum yang sudah turun temurun. 

Bahan  – bahan untuk membuat janggelut sebagai berikut : 

1 kg Tepung terigu 

4 btr Telur 

200 gr mentega

4 btr bawang putih di haluskan

1 sdt ovalet

500ml air 

2 bks  Masako

Seledri dan garam secukupnya

Bahan – bahan untuk membuat saos : 

 cabe rawit 

 tomat 

Garam secukupnya

Cara memasak jangelut sebagai berikut : 

Tepung terigu, telur, mentega, bawang putih, ovalet di aduk hingga rata, tambahkan air sedikit demi sedikit, aduk terus hingga adonan kalis. Setelah kalis di bagi sebesar bola ping pong, diletakan dalam nampan yang sudah ditabur dengan tepung terigu. Setelah selesai membagi menjadi adonan, tutup dengan kain dan diamkan sampai mengembang kurang lebih 1 jam. Setelah adonan mengembang, maka siap untuk di goreng. cara mencetak nya dengan mengambil adonan beri lubang pada tengah adonan lalu terik kurang lebih 15 cm lalu putar, lalu masukan kedalam minyak goreng yang sudah panas. Sambil di bolak balik biarkan sampai kekuningan, angkat dan tiriskan. Maka jangelut siap  untuk di hidangkan bersama dengan caos. 

Cara memasak saos jangelut sebagai berikut : 

Semua bahan di rebus hingga matang, kemudian di haluskan di tambahkan garam dan sedikit gula. 

Saya banyak belajar dari jangelut ini. Janggelut ini tidak hanya terbuat dari satu bahan saja, seperti tepung terigu, telur, cabai, dan garam, akan tetapi mereka semua di satukan menjadi satu adonan. Si tepung yang melarutkan diri, meninggalkan dirinya yang begitu halus dan lembut untuk melekat bersama dengan bahan yang lain. Telur yang aman dalam canggkangnya berani keluar dari jati dirinya melarutkan diri bersama bahan yang lain untuk tujuan yang satu. Mentega yang selalu menyatu kini memberikan diri untuk melekatkan satu dengan yang lain. Bawang putih yang hanya 4 butir rela untuk di haluskan untuk memberi rasa gurih dalam adonan, 1 sendok teh ovalet pun mampu untuk mengembangkan adonan yang banyak itu dan air yang selalu merendah melunakan semua bahan. Semua bahan mempunyai peran masing masing untuk mencapai satu tujuan yang sama, dan sungguh percaya pada sang pembuat adonan. Tidak hanya berhenti pada tercampurnya semua bahan tapi butuh seorang yang mau mengadon, membalik, mambanting. Selain itu  dibutuhkan tenaga dan kesabaran hingga siap untuk di cetak. Setelah semua di cetak masih menunggu waktu untuk mengembang dan siap untuk masuk ke dalam minyak yang panas hingga matang dan siap di hidangkan serta di nikmati banyak orang. 

Begitu juga dengan hidup saya, hanya kerena kebaikan Tuhan lah saya bisa menjalani masa formasi hingga saat ini. Meskipun saya hanya sebutir debu tapi Tangan Tuhan tidak pernah lelah membentuk saya dan selalu setia menemami di semua perjalanan hidup saya. Tuhan yang memanggil, Tuhan juga yang akan memelihara sampai akhir. DEUS PROVIDEBIT

Related Posts

Tahun Rohani: Menemukan Diri dan Mendewasakan Panggilan

Tahun Rohani: Menemukan Diri dan Mendewasakan Panggilan

Sr. M. Rustika, OSF (Pembimbing Yuniorat OSF)Dalam perjalanan hidup membiara, setiap langkah memiliki makna mendalam yang menuntun seseorang semakin dekat dengan kehendak Tuhan. Bagi para Suster Yunior dalam Kongregasi OSF, masa Tahun Rohani menjadi momen istimewa...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *