Tahun Yuniorat

Apr 7, 2025 | Refleksi | 0 comments

Sr.M.Theresita, OSF (Tahun Yuniorat OSF)

Tahun yuniorat merupakan tahun pengenalan karya bagi kami ke-10 yunior tahun pertama, dan tahun rohani bagi ke-3 suster yunior tahun kelima.tahun pengenalan karya bukan berarti hanya fokus pada karya dan yang lain-lain seperti hidup doa dan hidup komunitas di abaikan namun satu tahun ini ,selepas dari Novisiat kami di persiapkan untuk nanti tidak kaget ketika masuk dalam dunia karya.kami dipersiapkan dengan masuk dalam komunitas karya,hidup bersama dengan para suster yang berkarya di berbagai bidang karya,dengan rentang usia yang beragam,ada yang sudah senior,ada suster medior dan junior.kami juga di beri kepercayaan dan belajar menjadi pemimpin bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dalam kelompok kecil yaitu dalam pos kerja setiap hari.selain latihan kerja dalam pos-pos di biara,kami juga di beri kesempatan mengenal karya Provinsi lebih luas seperti belajar menemani dan mendampingi para lansia di wisma Rela bakti dan para suster lansia di komunitas Alverna;kami juga belajar mengenal karya pendidikan di YMP dan berpastoral kehadiran di sekolah-sekolah Marsudirini yang saat ini kami jalani di sekolah Marsudirini kompleks Gedangan dan Marsudirini kompleks Pemuda;kami juga akan belajar melihat dan mengenal karya kesehatan dan karya sosial Provinsi.

Selain itu semua kami juga belajar berpastoral,berjumpa dengan saudara/saudari yang berkekurangan lewat kegiatan bagi-bagi nasi bungkus setiap satu minggu sekali. Banyak  pengalaman menarik dari setiap kegiatan yang di lakukan. Satu pengalaman yang paling berkesan dan menyentuh bagi saya yaitu pada suatu hari saya bersama tiga teman suster membagikan pakaian layak pakai untuk anak-anak, namun yang kami temui adalah orang-orang dewasa. Kami menanyakan apakah ada anaknya yang masih kecil atau memiliki cucu. Ada beragam jawaban yang kami terima yang membingungkan. Namun kami tetap memberi dengan tulus. Kami berusaha percaya saja dangan apa yang mereka katakan. Pada kesempatan itulah kami bertemu dangan seorang Bapak yang berusia sekitar 70-an tahun. Pertanyaan yang sama’apakah bapak memiliki cucu? Jawabanya yang semula tidak, namun ketika kami mengatakan akan memberikan baju untuk anak-anak  berubah menjadi memiliki cucu. Kami percaya saja dan memberikan baju yang beliau butuhkan. Beliau bertanya lagi apakah ada makanan dan minuman yang kami bagikan? Karena ternyata saat itu beliau lebih membutuhkan makanan dan juga air yang di minumnya ternyata di ambil dari selokan. Mengetahui hal itu,saya yang semula sedikit kesal karena merasa di bohongi langsung merasa kasihan dan merasa bersalah telah menghakimi beliau. Kami berusaha untuk bisa memberi sesuatu namun saat itu kami tidak memiliki apa-apa selain pakaian anak-anak yang kami bawa tadi. Kami hanya mengajak ngobrol dan dari cerita-cerita beliau. Kami mengetahui banyak kesulitan hidup yang di alaminya dan perjuanganya untuk hidup.

Dari pengalaman perjumpaan singkat dengan bapak tersebut memberi saya suatu kesadaran akan pentingnya suatu rasa syukur atas rahmat Tuhan yang boleh saya nikmati setiap hari. Selama ini saya tidak pernah mengalami kekurangan namun masih hitung-hitungan untuk mensyukuri itu semua sedangkan saudara-saudari di luar sana harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi. 

Related Posts

Tahun Rohani: Menemukan Diri dan Mendewasakan Panggilan

Tahun Rohani: Menemukan Diri dan Mendewasakan Panggilan

Sr. M. Rustika, OSF (Pembimbing Yuniorat OSF)Dalam perjalanan hidup membiara, setiap langkah memiliki makna mendalam yang menuntun seseorang semakin dekat dengan kehendak Tuhan. Bagi para Suster Yunior dalam Kongregasi OSF, masa Tahun Rohani menjadi momen istimewa...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *