
Sr. M. Elizita, OSF
Boleh takut, boleh kawatir tetapi jangan mundur tetap maju,,,,,,
Ketika masih dalam formasi aspiran, postulan, novis, ketika bepergian ke pasar, rumah sakit dst….
Masih di antar……
Tetapi kini menjalani masa tahun yuniorat saya tidak seperti dulu lagi, melainkan saya dilatih untuk mandiri. Tentu hal itu bagi saya masih perjuangan , terutama ketika mendapat tugas berpastoral di komunitas Alverna, selama satu minggu nahh……. waktu itu baru mendengar , saya sudah mulai kawatir, takut, karena nanti setiap hari pergi sendiri naik BRTselama pastoral.
Saya merasa takut karena belum tahu uang Indonesia,kemudian bingung naik BRT karena ada beberapa jurusan. Sehinga membuat saya takut, bingung pikirku ihhh………jangan jangan Aku di turunkan di tengah jalan, karena nama – nama halte pun saya tidak tahu yiiihh…… parah kali aku ini….
Tetapi dalam kebingungan itu ada pengalaman yang menyenangkan, ketika dalam perjalanan ke Alverna di dalam trans banyak penumpang, kebanyakan ibu-ibu yang mengunakan jilbab. Tiba saat masing masing harus membayar. Ketika saya kasih uangku itu tidak di terima oleh Bapa petugas itu, malah langsung kasih nota, saya bingung. Paa maaf….. saya belum bayar, jawaban bapak itu suster tadi ada ibu yang sudah membayar ongkos suster, terimakasih Pak, ucapku……
Saya terkesan dan mencari siapa yang bayar yaa,,, lalu seorang ibu itu mengatakan, suster saya sudah membayar ongkos suster.
Dari pengalaman yang sederhana itu saya merasa tidak takut lagi, rasanya yah ternyata, ada orang baik yang di kirim Tuhan untuk menyadarkan saya bahwa jangan takut, karena Dia yang di atas tahu kemampuan dan keterbatasan manusia. Dari situ saya percaya diri terlebih bisa sapa orang yang bersama saya naik trans maupun di halte. Pengalaman DEUS PROVIDEBIT ku rasakan maka menguatkan iman dan hidup panggilan saya akan Tuhan.
0 Comments