
Sr M. Ancelma, OSF
Ketika mendengar bahwa saya bertugas di rumah misi OSF (Museum), ada berbagai perasaan yang muncul. Ada perasaan bahagia, bangga, karna merawat sejarah kongregasi. Dan muncul juga berbagai pertanyaan dalam benak saya, “Apakah saya mampu melayani dengan baik? Apakah saya mampu menerima tamu yang berkunjung dengan ramah, yang sebagian pengunjungnya adalah orang asing dari berbagai negara? Saya berguaman dalam batin saya: ah Tuhan akan membantu saya ,untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya.”
Hari pun berlalu, sejak saya melangkahkan kaki di museum OSF, saya menemukan mutiara yang terpendam . Di dalamnya saya banyak diperkaya. Bagaimana saya melihat perjuangan awal, para suster pendahulu datang ke Indonesia, dan bagaimana perjuangan para suster pendahulu di tanah misi, yang semuanya tersimpan di Museum OSF, sebagai peninggalan sejarah para suster pendahulu. Dimuseum OSF juga saya belajar untuk merawat, menjaga, mencintai peninggalan para suster pendahulu, Ini menjadi tugas pokok bagi saya setiap hari, dan pengalaman baru bagi saya. Dimana saya harus mampu keluar dari zona nyaman saya .
Awal bertugas di museum, ketika ada tamu yang berasal dari negara lain (turis), saya bersembunyi didalam museum,saya tidak mau berjumpa dengan mereka karna harus berbicara menggunakan bahasa inggris. Sedangkan saya masih dalam proses belajar berbicara dalam bahasa inggris.tetapi ketika saya bersembunyi didalam museum,pengunjungnya masih tetap saja berdiri didepan museum, sehingga mau tidak mau saya harus keluar , untuk menjumpai mereka , karna merupakan salah satu tugas utama saya. Dengan mengumpulkan banyak keberanian, pada akhirnya saya menemui mereka, tetapi saat itu, mereka tidak membawa guide, jadi saya harus berbicara menggunakan bahasa inggris. inilah awal perjuangan saya.kemudian saya menemani mereka ,melihat isi museum, dan menjelaskan menggunakan bahasa inggris, tetapi seadanya dan sebisa saya sesuai apa yang sudah saya pelajari.dari pengalaman ini saya belajar bagaimana saya keluar dari zona nyaman saya, dan mau untuk berkolaborasi dengan sesama.
Dan ada juga sebuah pengalaman unik, dimana suatu ketika ada tamu dari luar negeri yang berjumlah 400 orang, dari berbagai negara.namun saya tidak sendiri, saya dibantu oleh para suster komunitas dan suster yuniorat . karna tugas saya dimuseum, maka yang menjelaskan sejarah museum adalah saya dalam bahasa indonesia dan diterjemahkan oleh guide yang menemani mereka. Di situ saya semakin memahami Tuhan tidak akan pernah membiarkan saya melewati masa sulit sendiri, pasti Ia akan mengutus orang baik untuk membantu saya seperti para suster di komunitas. Dan dari setiap moment indah di Rumah Misi OSF mengajari saya banyak hal, agar saya belajar dan terus belajar hal yang baru dan memaknai hidup dengan baik sebagai bekal dalam tugas pelayanan selanjutnya.
0 Comments